Kamis, 01 Maret 2012

PEDESAAN DI INGGRIS,,,,


Mimpi besarq,,,,mengunjungi desa-desa kecil di Inggris, yang keindahannya seringkali diabadikan dalam travel card, kartu natal, & beragam kartu pos,,,,,,,,

EDENSOR, ENGLAND 





Desa cantik yang digambarkan dalam tetralogi Laskar Pelanginya Andrea Hirata ini terletak  di lereng bukit Derbyshire, Inggris. 
Perjalanan menuju Edensor dapat ditempuh dari  Kota Sheffield, berada di kawasan Peak District. Perjalanan dari Leeds menuju Sheffield bisa ditempuh dalam waktu satu jam dengan kereta yang tiketnya seharga 7 Pounds. Bus yang melewati Edensor bisa didapat di stasiun bus yang jaraknya lima menit jalan kaki dari Stasiun kereta Sheffield. Frekuensi kedatangan bus itu setengah jam sekali pada hari kerja dan hanya sejam sekali pada hari libur dengan tiket pulang-pergi seharga 5 pounds.  

Pemandangan indah yang disuguhkan hamparan padang rumput hijau muda, warna khas rumput  menyambut datangnya musim semi.Atau saat menyusuri punggung bukit di kawasan Derbyshire yang sangat elok dan rupawan, dan dihiasi titik-titik putih di kejauhan. Titik-titik putih itu tak lain adalah kawanan domba Derbyshire yang sedang asyik merumput dan  memakan buah apel yang jatuh di antara rerumputan hijau dan tanaman berbuah ceri.



Tujuan pertama yang bisa kita datangi adalah Chatworth House. Letaknya persis di depan Desa Edensor. Menurut kabar, pemilik Chatworth House Dukes of Devonshire inilah yang dulu mendirikan Desa Edensor. Namun, desa ini dulu didesain sebagai tempat tinggal para pekerja kebun, tukang asuh kuda, serta pelayan rumah tangga bagi para bangsawan yang tinggal di Chatworth.



Chatworth House memiliki ukuran yang sangat besar, khas rumah-rumah bangsawan Inggris di masa lampau. Lengkap dengan halaman, koleksi perabotan dan lukisan, tetumbuhan menjalar yang berbentuk labirin besar merupakan daya tarik wisata utama di sekitar tempat ini serta peninggalan orisinil barang-barang pribadi milik si tuan tumah.Di bagian belakang rumahnya. Terdapat halaman yang sangat luas, berhiaskan air terjun buatan! Air terjun buatan ini dibangun di punggung bukit. Airnya dipompa dari danau yang letaknya tak jauh dari rumah megah ini. Air hasil pompa tersebut dialirkan ke kolam di atas bukit. Dari kolam ini, air mulai menuruni punggung bukit, pasrah pada gravitasi bumi, melewati susunan tangga yang terbuat dari semen .  Kolam di bawahnya hanya sebatas mata kaki, sehingga para pengunjung  bisa bermain air di sini. Air terjun ini adalah pemandangan yang luar biasa!








Gereja yang dikelilingi rumah-rumah penduduk

Dari atas bukitnya, sejauh mata memandang terpampang panorama yang memanjakan mata. Hijau, segar, dan bersih. Dari atas bukit ini pula, terlihat Gereja St Peter yang menjadi ikon Desa Edensor. Indahnya tak tertandingi. 


Titik-titik putih yang tadi terlihat di perjalanan kini menjelma menjadi domba-domba sehat dan riang. Mereka tampak ramah dan tak merasa terusik dengan kehadiran pengunjung. Beberapa anak domba bermain dan melompat riang, yang lain tidur bermalas-malasan di bawah pohon rindang.


Satu hal unik yang bisa ditemui dari pedesaan di Britania Raya adalah adanya pintu gerbang untuk memasuki kawasan desa. Meski pintunya selalu terbuka, tanpa kunci pula, gerbang ini membuatkita serasa memasuki kawasan tertutup yang boleh dimasuki tanpa izin penghuninya.

Namun rupanya, pintu ini didesain untuk menghentikan hewan peliharaan seperti domba dan sapi agar tidak memasuki kawasan pemukiman. Untuk masuk ke desanya, kita harus melewati pagar besi yang sepintas mirip jeruji penjara. Namun, lebih besar dan berukuran sekitar 4x5 meter persegi.

Jeruji ini diletakkan di tanah yang sudah digali tak terlalu dalam. Serunya, inilah yang akan menghentikan langkah para hewan ketika memasuki kawasan desa karena kaki mereka akan terperangkap di dalamnya. Biasanya, hewan-hewan ini akan mundur lalu melenggang pergi saat mendapati kenyataan bahwa mereka tak mungkin melewati rintangan ini.

Di beberapa pedesaan Inggris, jeruji semacam ini banyak ditemui di jalanan menuju peternakan. Namun, Edensor mungkin jadi satu-satunya desa yang terisolasi oleh jeruji ini.
Siapa pun yang memasuki desa ini akan merasa damai, teduh, dan tenang. Menara tinggi Gereja St Peter seolah mengucapkan selamat datang, berdiri gagah di depan gerbang desa, meski  terlihat letih karena usia. Beberapa rumah mungil bekas dihuni oleh para pelayan Chatworth tampak sepi, namun hingga sekarang masih tertata rapi walaupun usianya terlihat tua.

Konsep arsitektur rumah-rumah itu mirip dengan rumah induknya, yaitu Chatworth House. Sekilas, kita merasa sedang berada di negeri dongeng. Bangunan-bangunan mungil ini terbuat dari batu alam, dengan menara kecil di sudut rumah dan bingkai jendela serupa rumah-rumah di buku cerita.
Tak ada rumah baru di sini. Mungkin karena memang dijaga keasliannya. Pelataran rumahnya tampak rapi dengan bunga warna-warni. Beberapa halaman ditumbuhi juga oleh tanaman buah khas negeri ini.

Suasana desa, hawa sejuknya, udara yang segar, bebukitan yang menghampar tak beraturan, rumah-rumah petani yang terbuat dari batu berwarna kelabu, tanaman bunga di pekarangan dan pagar, aneka pohon apel yang bertebaran di antara rerumputan hijau. Semua terangkai dengan bingkai langit biru dan sekelompok awan sisa hujan yang berarak mengejar burung-burung yang terbang bebas, melengkapi gambaran indah yang menciptakan suasana damai. 

Sebelum meninggalkan kawasan Derbyshire keesokan harinya, sempatkan diri untuk duduk di atas bukit seberang desa. Menikmati keindahan Edensor dari jauh, ditemani beberapa rusa jinak yang merumput sambil mengitari kami.

Suatu saat di musim semi, Ku bermimpi ke sana!
“Sure Love, It’s Edensor.”



J










Membayangkan Ikal di Edensor 
 tipikal rumah di kampung edensor
Tipikal rumah di  Edensor



Sungai di musim dingin edensor
 Sungai tenang di alam Edensor




 

Autumn Leaves



Count the sheep




Farm house


Take you to there

The river knows

(taken from ; inagist.com)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar