Tragedi Kota Pompei, Kota Paling Terlaknat Yang Pernah Ada
Meskipun kota Pompeii terletak di daerah pegunungan namun jalan-jalan di kota ini dibuat lurus dan berpola pada tradisi murni Romawi kuno, permukaan jalan tersusun atas batu-batu poligon,sedangkan bangunan-bangunan rumah dan toko-toko di kedua sisi jalan, mengikuti decumanus dan cardusnya.
Decumanus adalah jalan-jalan yang merentang dari timur ke barat, sementara cardus merentang dari utara ke selatan.Gunung Vesuvius merupakan gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan).
Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut.
Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi, akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.
Gempa lainnya, yang lebih ringan, terjadi pada Th 64,Agustus tahun 79, sebenarnya peringatan bahwa akan terjadi bencana besar sudah mulai nampak dengan ditandainya aktifitas getaran – getaran ringan yang semakin kontinyu dan mata air dan sumur-sumur mulai mengering.
Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus 79,namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal 24 Agustus, terjadilah letusan gunung Vesuvius.
Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah pemukimanlainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.
Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun? Dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius.
Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, ini terlihat dari jasad – jasad mereka yang masih utuh membatu menunjukkan bahwa posisi jasad yang sedemikian alami tanpa menampakkan sebuah bahasa tubuh dan raut muka orang – orang yang sedang mengalami histeria masal, mendapatkan teror maut dan kebingungan.
Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih belia.
Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Namun secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab kemudian merenggut nyawa seketika itu.
Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim lain sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut menunjukkan suasana telah pernah digali dan dikuburkan kembali,150 tahun kemudian barulah dilakukan kembali upaya penggalian kota dari timbunan tanah.
Situs di kota kuno itu sekarang dapat dilihat kembali melalui reruntuhan – reruntuhannya.
Alih – alih dari kalangan yang mempunyai pola pikir agamis dan religius mengaitkan kejadian besar ini mirip dengan bencana yang ditimpakan terhadap kaum Luth as yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii,karena degradasi akhlaq dengan banyaknya pusat pelacuran,kaum homoseksual dan kemerosotan moralnya. Nah sekarang bagaimana menurut anda?
(taken from; terlampau.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar